Saat ini memang Lansia terkadang hanya dipandang sebelah mata oleh
golongan muda dan dewasa, namun kita harus memberikan sedikit ruang untuk
merefleksikan diri dalam keadaan ini. Yang menjadi persoalan saat ini adalah
apakah kami yang dipastikan berusia kepala 6 (enam) keatas, yang tergabung
dalam Alumni ‘60an SMA Negeri 2 BOGOR (ALUSMANDA’60-an) masih bisa berkomunikasi
satu sama lain, atau dengan yang lebih muda? Ada tanggung jawab yang masih diemban oleh kami para Sesepuh, yaitu
memberikan atau menceritakan sejarah, ilmu, dan pengalamannya kepada generasi
muda saat ini agar menjadi ajang pembelajaran hingga tidak menyebabkan mereka
terjebak kembali pada lubang yang dulu pernah para kami arungi. Kondisi yang
baik itu diharapkan dapat memberikan keinginan pada kami untuk ikut terlibat
dalam berbagai kegiatan untuk mendapatkan pengakuan dan mendapatkan ketentraman
hidup menjelang akhir hayat…….aamiin. (Alusmanda Glamour / Golongan Lanjut Umur)
Dr. Ir. Fatuchri Sukadi, mantan Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya
Ditjen Perikanan Budi Daya DKP, adalah Alumni tahun 1965 di SMA Negeri 2 Bogor.
Pemerintah dalam waktu mendatang akan menggenjot nilai ekspor hasil perikanan
budi daya. Ditargetkan paling tidak setiap tahunnya terjadi peningkatan sekitar
300 ribu metrik ton dari hasil budi daya perikanan ini. Menurutnya : Pemulihan
Ekonomi Indonesia di sektor kelautan dan perikanan di Indonesia, terutama budi
daya perikanan dapat menjadi penggerak utama. Bahkan, dikatakannya, pembangunan
budi daya perikanan ini menunjukkan hasil yang cukup signifikan dilihat dari
peningkatan produksi volume ekspor dan konsumsi ikan. Dengan kata lain, bila sektor ini
dikembangkan dengan serius, kesejahteraan nelayan bisa diperbaiki. Hanya
sayangnya saat ini bila dilihat dari potensi yang ada realisasi tersebut masih
belum sebanding.
”Pengembangan perikanan budi daya ini sejalan dengan pemikiran
membangun sektor perikanan yang berdaya saing, berkelanjutan, dan berkeadilan,”
katanya. Dan juga memaparkan di Indonesia khususnya, perkembangan areal
dan produksi budi daya perikanan cukup menggembirakan. Diharapkan produksinya
terus mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan volume yang diekspor.
”Yang potensial untuk dibudidayakan di Indonesia saat ini meliputi udang, kerapu,
rumput laut dan nila karena merupakan komoditi budi daya yang cukup besar
pangsa pasarnya,” jelasnya.
Foto bersama Aluspat 60-an
(Alumni SMPN 4 Bogor)
Ir. Mulya Soepardi, Alumni SMA Negeri 2 Bogor (lulus 1967) dan juga lulus
dari Institut Teknologi Bandung (lulus 1974). Selama periode 1974 hingga
2004, beliau berkarier pada perusahaan Mobil oil Indosesia Inc yang kemudian
berubah nama menjadi Exxonmobil Oil Indonesia Inc. Cukup panjang career path di Perusahaan ini (31 tahun) telah menduduki berbagai jabatan sebagai Drilling
Engineer, Technical Support Project Drilling Engineering, Drilling Supervisor,
Drilling Engineering Specialist, Purchasing Manager, Lead Drilling Engineer dan
terakhir sebagai Government Liason Manager. Diluar perusahaan tersebut beliau
juga aktive di perbankan sebagai Komisaris. Pada tahun 1995 sebagai Komisaris
di PT. BPRS Al Salaam Amal Salman dan kemudian dipercaya sebagai Komisaris
Utama sejak tahun 2014. PT BPRS Amal Salman yang lebih dikenal dengan nama BPRS
Al Salaam adalah sebuah bank syariah, yang pendiriannya diprakarsai oleh para
alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) yang aktif di Masjid Salman ITB pada
saat masih menjadi sebagai mahasiswa. Kebersamaan selama menimba ilmu di
perguruan tinggi telah mendorong para alumni ini untuk melanjutkan kegiatan
amalnya seperti yang telah dilakukan dahulu di Masjid Salman ITB dengan
membentuk lembaga keuangan beruba bank. dengan tujuan mengenerate uang untuk
yang sebagian pendapatannya dipakai untuk sosial dan membantu pembangunan
mesjid terutama Mesjid Salman ITB. Pendirian BPRS Al Salaam Amal Salman juga
bertujuan untuk turut serta dalam pelayanan lembaga keuangan bagi masyarakat
ekonomi menengah ke bawah.
Ketiganya Alumni SMPN 4 Bogor |
Mayjen. TNI (Purn) R. Eddy Firmanto, Alumni SMA Negeri 2 Bogor tahun 1968, dan juga sebagai Pembina pada Yayasan TIRTA AMARTA Paripurna didirikan sebagai organisasi nirlaba yang bertekad untuk berperan serta mewujudkan cita-cita bangsa dan negara Indonesia. Kami percaya bahwasanya perwujudan cita-cita tersebut mesti dilaksanakan oleh segenap komponen bangsa dengan berbagai macam latar belakang, yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Dan oleh karena itulah, maka organ-organ Tirta Amarta terdiri dari mereka yang berlatar belakang dari diplomat karir, militer, pendidik, pengusaha, ekonom, pengacara, penulis, aktifis, pejabat publik, dan lain sebagainya, yang meluruhkan ego pribadi dan sektoralnya dalam melaksanakan pergerakan Tirta Amarta untuk menciptakan kebermanfaatan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berdasarkan Pancasila.
====
Tidak ada komentar:
Posting Komentar