Sabtu, 13 Februari 2016

40 tahun Alsmanda '75



Berteman dan bersahabat bukan cuma permainan, bukan ujian, juga bukan pula khayalan. Kita bersahabat untuk mencapai sebuah tujuan, yaitu kebahagiaan dan kebersamaan yang takkan hilang termakan zaman. Alumni SMAN 2 BOGOR tahun 1975 terbentuk tidak terjadi secara mendadak atau dadakan, tetapi melalui proses yang lama dan panjang, selangkah demi selangkah untuk mengadakan REUNI & HbH 2015 ALSMANDA 1975. 

 (Persiapan perjalanan ke Ciater, Saung Angklung Mang Ujo dan Tangkuban Perahu Bandung.. Tgl 12 dan 13 Desember 2015 dgn Rekan Alumni Smanda'75 Bogor yang Aku Cintai......../ Endang Sk Tea)


Dengan terwadahkannya Alsmanda ‘75 ini akan memudahkan bila ada acara-acara, karena dapat untuk memberitahukan secara massal atau bila ada berita-berita lain (suka / duka cita) kita akan dapat mengetahuinya dengan mudah. Sebenarnya berkumpulnya para alumni ini untuk MENJALIN TALI SILATURAHMI setelah meninggalkan 40 tahun SMA Negeri 2 BOGOR. Kita berkumpul kembali dan semakin intensif untuk menjaga jarak supaya tidak terlalu jauh. Disamping hal tersebut juga diharapkan wadah ini akan membantu para alumni untuk mengenang kejadian yang telah lama berkesan di almamaternya sehingga mudah-2an menambah rasa cinta kepada sekolahnya. Mudah-mudahan sekarang lebih terencana dan melalui urun rembuk dengan persahabatan yang semakin solid………, aamiin.


SAUNG ANGKLUNG UDJO

Untuk ketiga kalinya saya menyaksikan pagelaran seni di Saung Angklung Udjo di Jalan Padasuka No. 118, Bandung. Terakhir, bersama-sama dengan teman-teman alumni SMAN2-Bogor angkatan 1975.
Dari delapan atraksi, saya sangat mengapresiasi sajian lagu "Bohamian Rapsodhy" karya band legendaris The Queen, -- yang disajikan dengan cara yang berbeda oleh para empu angklung yang sangat piawai. Peralihan nada sekaligus menjadi peralihan lokasi bunyi angklung. Telinga kita benar-benar terbuai dan termanjakan oleh alunan nada dan peralihan bunyi yang saling bersahutan. Kehalusan nadanya begitu pesona.
"Bermain Angklung Bersama" adalah sajian yang mengherankan, bagaimana dalam waktu singkat kita secara individual bisa memainkan sejumlah lagu bersama hampir 500 orang penonton yang antusias, termasuk sejumlah bule.   Akhirnya, acara "Menari Bersama" adalah ujung dari pertunjukan. Anisa, anak berusia tujuh tahun mengajak saya menari dengan penuh sukacita dan riang gembira.


GUNUNG TANGKUBAN PARAHU

Siang itu, kami, lelaki dan perempuan masa lalu, alumni SMAN-2 Bogor Angkatan 75, menikmati panorama indah Gunung Tangkuban Parahu yang terletak di Cikole, Lembang, atau sekitar 20 km dari pusat kota Bandung. Dengan ketinggian 2.084 di atas permukaan laut, suhunya amat dingin, sekitar 17 derajat Celcius. Beruntung kami datang tak terlalu siang sehingga ketika hujan mulai gerimis, kami sudah beranjak pergi.
Tak seperti gunung berapi lainnya, puncak Gunung Tangkuban Perahu berbentuk memanjang dan mirip sebuah perahu terbalik. Sebuah legenda memang menyertai kehadirannya tentang Sangkuriang yang karena kemarahannya menendang perahu buatannya semalam suntuk, namun tak bisa memenuhi janjinya kepada Dayang Sumbi, karena mentari keburu datang menjelang.Dan, sang perahu terdampar secara terbalik. Dewata memang tak merestui niat Sangkuriang untuk menyunting perempuan cantik bernama Dayang Sumbi itu, yang tak lain adalah ibunya sendiri.


PIKNIK CIATER

Namanya juga piknik, maka Ciaterlah destinasi utama rombongan alumni SMAN2-Bogor 1975.
Kami menginap di Villa Pondok Putri I, menyanyi lagu jadoel dan berjoget yang tak beraturan. Setelah itu, berendam air panas menjelang tengah malam.
Ciater terletak di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang. Tepatnya di perbatasan antara kota Bandung dan Subang, yang juga bersebelahan dengan kota Lembang.
Konon, di tahun 1960-an seorang kakek sakti bernama Mbah Ebos berusaha membuka hutan di kawasan tersebut. Daerah hutan yang semula dianggap angker diubah menjadi perkampungan dan diberi nama Ciater yang berarti “air yang memancar”. Itulah asal usul nama Ciater.
Selain pemandangan yang indah daya tarik lokasi ini adalah sensasi berendam di air panas berbelerang dan mineral lainnya, yang konon berkhasiat untuk kesehatan. Siang-malam, selama 24jam kolam renang air panas ini didatangi pengunjung. Semakin malam, semakin ramai.
Tak hanya untuk berendam, Pemandian Air Panas Ciater juga menyajikan pemandangan yang cantik dan arena bermain, termasuk outbond.

Alhamdulillah, tiga orang ibu guru dan tiga orang bapak guru, turut menyemarakan acara 40 tahun kelulusan Alsmanda '75 (1975-2015) dengan tausiyah dan dendang lagu tahun 1970an.  Hatur nuhun Ibu Hartati, Ibu Hardati, sareng Ibu Novida. Pon kitu kanggo Pak Ahmad, Pak Sholeh, sareng Pak Djoko.



 Menyanyi dan berjoget adalah bagian tak terpisahkan dari kegiatan HBH. Maka bernyanyilah. Maka berjogetlah. Gitaris kami, Fauzi Chairani mulai bergabung. Bersama Dince, keduanya adalah kali pertama gabung dalam kegiatan HBH 12 September 2015.




SINDANG RERET

Sindang Reret merupakan destinasi terakhir perjalanan dua hari kami, rombongan alumni SMAN-2 Bogor 1975.  Di Resto Sindang Reret Cikole Lembang kami santap siang sekaligus syukuran 7 orang yang lahir November dan Desember (dari kiri ke kanan: Rachman Effendi, Wawan Mulyawan, Tika Noorjaya, Herry Buchron, Toni Manurung, Tri Prasetyo, dan Toni Sulistio).
Selesai bersantap, alhamdulilah kami sempat solat berjamaah di masjid yang resik dan apik di komplek itu.
Sindang Reret terletak di areal perkebunan daerah Cikole Lembang yang merupakan kawasan wisata alam di Bandung.
Berada di kaki gunung Tangkuban Perahu, lokasi ini menawarkan sensasi wisata di kawasan berudara dingin dan panorama indah dengan background hutan pinus yang tinggi serta kabut tebal yang siap menghampiri.



diPOSkan oleh: